Selasa, 02 Oktober 2012

Fisika Yunani (Thales, Archimedes, Kopernicus, Tycho Brahe, Demokritus)

-->
LANDASAN ILMU PADA ZAMAN YUNANI

Filosof alam pertama yang mengkaji tentang asal usul alam adalah Thales (624-546 SM). Ia digelari Bapak Filsafat karena dialah orang yang mula-mula berfilsafat dan mempertanyakan. “Apa sebenarnya asal-usul alam semesta ini?” Pertanyaan ini sangat mendasar, terlepas apapun jawabannya. 
Namun, yang penting adalah pertanyaan itu dijawabnya dengan pendekatan rasional, bukan dengan pendekatan mitos atau kepercayaan. Ia mengatakan asal alam adalah air karena air unsure penting bagi setiap makhluk hidup, air dapat berubah menjadi benda gas, seperti uap dan benda padat, seperti es, dan bumi ini juga berada di atas air.
Setelah berakhirnya masa para filosof alam, maka muncul masa transisi, yakni penelitian terhadap alam tidak menjadi focus utama, tetapi sudah mulai menjurus pada penyelidikan pada manusia.Puncak kejayaan filsafat yunani terjadi pada masa Aristoteles (384-322 SM). Logika Aristoteles berdasarkan pada analisis bahasa yang disebut sillogisme.
Logika Aristoteles ini juga  disebut  dengan logika deduktif, yang mengukur valid atau tidaknya sebuah pemikiran Aristoteles yang pertama kali membagi fillsafat pada  yang teoritis dan praktis. Yang mencakup logika, metafisika, dan fisika, sedangkan yang praktis mencakup etika ekonomi, dan politik.

Fisika Yunani (Thales)
Perintis matematika dan filsafat Yunani adalah Thales. Lahir dan meninggal di kota kecil Miletus yang terletak di pantai barat Asia Keci. Dalam waktu senggangnya, Thales mempelajari astronomi dan geometri.
Hal ini dipicu ketertarikannya bahwa dengan menggunakan ‘alat-alat’ tersebut, mereka dapat memprediksi gerhana matahari setiap tahunnya. Theorema ThalesThales mengemukakan proposisi yang dikenal dengan theorema Thales, yaitu: Lingkaran dibagi dua oleh garis yang melalui pusatnya yang disebut dengan diameter. Thales berbicara tentang garis, lingkaran dan bentuk-bentuk lainnya dengan cara membayangkan (abstrak). Matematikawan serba bisa. Aktivitas Thales lebih dikenal – dari berbagai sumber terpisah, sebagai matematikawan terapan. Mengukur tinggi piramida dengan mengukur tinggi bayangan dengan menggunakan tongkat, memprediksi gerhana matahari, menentukan setahun adalah 360 hari (sudah dikenal lama oleh bangsa Mesir) maupun jarak kapal di laut dengan lewat cara proporsi/memadankan bentuk segitiga adalah catatan “kehebatan” Thales.
Tulisan Thales dalam bidang astronomi lebih dikenal daripada karyanya dalam bidang geometri.Landasan matematika sebagai ilmu terapan rupanya sudah diletakkan oleh Thales, sebelum muncul Pythagoras yang membuat bilangan adalah sesuatu yang sakral, selain memanfaatkan imajinasi.

Fisika Yunani (Archimedes)

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkVWxGBtnuLAnJL9pgg1wuVWs32_dNbSErMN9b2tptV-TSwOgecn8uRmf7fYaMdMOFd6Es9X9ZrswlDIA_MrxvVk4-3wU5SRPtS5-FV0dyv5n61Cqv0q5QQncDF1TpkO0dWMeC_OKv7tR6/s320/archimedes.jpg

Archimedes yang hidup di Yunani pada tahun 287 sampai 212 sebelum masehi, adalah seorang matematikawan, fisikawan, astronom sekaligus filusuf. Sebagian sejarawan matematika memandang Archimedes sebagai salah satu matematikawan terbesar sejarah, mungkin bersama-sama Newton dan Gauss.
            Archimedes juga merupakan orang pertama yang mendefinisikan sistem angka yang mengandung "myriad (10000)", myramid menunjukkan seuatu bilangan yang nilainya tak berhingga. Ia juga mendefinisikan perbandingan antara keliling lingkaran dan jari-jari lingkaran yang dikenal sebagai pi sebesar 3.1429.
Pada masa hiero II, kapal yang dibuat oleh Archimedes adalah kapal yang terbesar. Untuk dapat mengambang, kapal ini harus dikeringkan dahulu dari air yang menggenangi dek kapal. Karena besarnya kapal ini, jumlah air yang harus dipindahkanpun amat banyak. Karena ituArchimedes menciptakan sebuah alat yang disebut "Sekrup Archimedes". Archimedes kembali menciptkan sistem katrol yang disebut "Compound Pulley". Dengan sistem ini, kapal tersebut beserta awak kapal dan muatannya dapat dipindahkan hanya dengan menarik seutas tali. Kapal tersebut  kemudian diberi nama Syracusia, dan menjadi kapal paling fenomenal pada zaman itu.
Archimedes juga mengembangkan ketapel dan balista untuk melawan pasukan Romawi. Namun sayangnya walaupun didukung berbagai penemuan Archimedes, Syracuse masih kalah kuat dibandingkan pasukan Romawi. Archimedespun akhirnya terbunuh oleh pasukan Romawi. Saat tewas Archimedes sedang mengerjakan persoalan geometri dengan menggambarkan lingkaran-lingkaran di atas tanah. Sebelum dibunuh ia meneriaki pasukan Romawi yang lewat "Jangan ganggu lingkaranku!!!

Penemuan lain Archimedes

Penemuan yang lain adalah tentang prinsip matematis tuas, sistem katrol yang didemonstrasikannya dengan menarik sebuah kapal sendirian saja. Ulir penak, yaitu rancangan model planetarium yang dapat menunjukkan gerak matahari, bulan, planet-planet, dan kemungkinan konstelasi di langit.
Di bidang matematika, penemuannya terhadap nilai pi lebih mendekati dari ilmuan sebelumnya, yaitu 223/71 dan 220/70. Kemudian archimedes menemukan suatu gaya yang disebut gaya apung.
“Archimedes adalah orang yang mendasarkan penemuannya dengan eksperimen sehingga ia dijuluki Bapak IPA Eksperimental.”

Fisika Yunani (Nicolaus Copernicus)

Niklas Koppernigk (latin: Nicolaus Copernicus; bahasa Polandia Mikołaj Kopernik; lahir di Toruń, 19 Februari 1473 – meninggal di Frombork, 24 Mei 1543 pada umur 70 tahun) adalah seorang astronom, matematikawan, dan ekonom berkebangsaan Polandia, yang mengembangkan teori heliosentrisme (berpusat di matahari) Tata Surya dalam bentuk yang terperinci, sehingga teori tersebut bermanfaat bagi sains.Teorinya tentang matahari sebagai pusat Tata Surya, yang menjungkirbalikkan teori geosentris tradisional (yang menempatkan Bumi di pusat alam semesta) dianggap sebagai salah satu penemuan yang terpenting sepanjang masa, dan merupakan titik mula fundamental bagi astronomi modern dan sains modern (teori ini menimbulkan revolusi ilmiah).
Nikolaus Kopernikus menulis kata-kata yang dikutip di atas kepada Paus Paulus III. Kopernikus mencantumkan kata-kata itu dalam karya terobosannya yang berjudul On the Revolutions of the Heavenly Spheres (mengenai perputaran bola-bola langit), yang diterbitkan pada tahun 1543. Mengenai pandangan yang dinyatakan dalam karyanya ini, Christoph Clavius, seorang imam Yesuit pada abad ke-16, mengatakan, "Teori Kopernikus memuat banyak pernyataan yang tidak masuk akal atau salah". Teolog Jerman, Martin Luther, menyayangkan, "Si dungu itu akan mengacaukan seluruh ilmu astronomi".
Fisika Yunani (Tycho Brahe)
Tycho Brahe (lahir di Knudstrup, Denmark, 14 Desember 1546 – meninggal di Praha, Bohemia (sekarang Ceko), 24 Oktober 1601 pada umur 54 tahun) adalah seorang bangsawan Denmark yang terkenal sebagai astronom/astrolog (kedua bidang ini belum dibedakan waktu itu) dan alkimiawan. Ia memiliki sebuah observatorium yang dinamai Uraniborg, di Pulau Hven, di Selat Øresund yang menjadi "lembaga penelitian" awalnya.
Tycho adalah astronom pengamat paling menonjol di zaman pra-teleskop. Akurasi pengamatannya pada posisi bintang dan planet tak tertandingi pada zaman itu. Untuk penerbitan karyanya, Tycho memiliki mesin cetak dan pabrik kertas. Asistennya yang paling terkenal adalah Johannes Kepler. Setelah kematiannya, catatan-catatannya mengenai gerak Planet Mars membuat Kepler menemukan tiga hukum pergerakan planet yang menyokong teori heliosentris.


Fisika Yunani (Demokritos)

Demokritos adalah seorang filsuf yang termasuk di dalam Mazhab Atomisme. Demokritos mengembangkan pemikiran tentang atom sehingga justru pemikiran Demokritos yang lebih dikenal di dalam sejarah filsafat.
Demokritos menulis tentang ilmu alam, astronomi, matematika, sastra, epistemologi, dan etika. Ada sekitar 300 kutipan tentang pemikiran Demokritos di dalam sumber-sumber kuno. Sebagian besar kutipan-kutipan tersebut berisi tentang etika.  Pemikiran Demokritus adalah tentang atom, dunia, manusia, pengenalan dan etika.
Penutup
Dari pembahasan yang telah dipaparkan, dapat kita simpulkan bahwa perkembangan sejarah fisika dari zaman Yunani kuno merupakan cikal bakal perkembangan fisika modren selanjutnya.
Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya, dengan sejarah suatu bangsa bisa bercermin, serta bisa mengukur diri untuk tujuan dalam kemajuan bangsa dimasa yang akan datang. Begitu pula dengan ilmu, dengan sejarah kita bisa termotivasi untuk mencari penemuan-penemuan baru atau pun menyempurnakan penemuan yang sebelumnya.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;